Selasa, 23 Juli 2013

Kesejahteraan Keluarga Diharapkan Jadi Kesejahteraan Anak

                    Keluarga sejahtera diharapkan memberikan kesejahteraan juga pada anak.

Surabaya -  Kesejahteraan keluarga yang jadi idaman setiap keluarga, dari sejumlah penelitian yang ada, sampai saat ini memang masih belum banyak terwujud. Padahal kesejahteraan keluarga berperan penting bagi kesejahteraan anak di masa depan.

 Dra Sri Widiati Kepala SMAN 5 Surabaya membenarkan bahwa keluarga memang punya peran penting dan menjadi peletak pondasi dasar bagi perkembangan jiwa anak-anak di masa depan mereka masing-masing.

"Sekolah hanya memberikan sepersekian persen saja pondasi bagi perkembangan jiwa anak-anak. Dan oleh karena itu, kepada setiap siswa kami selalu menganggap mereka adalah bagian dari keluarga besar sekolah. Mereka adalah anak-anak kami," terang Sri Widiati pada suarasurabaya.net, Selasa (23/7/2013).

Senada dengan itu, Solihin SAg kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya membenarkan bahwa anak didik atau peserta didik tak jauh berbeda dengan bagian dari sebuah keluarga besar yaitu sekolah.

"Kalau di sekolah mereka diberikan kenyamanan, perlindungan, pendidikan, serta rasa kekeluargaan, harapan kami di rumah juga mendapat perlakuan yang tidak jauh berbeda. Karena yang paling mendasar itu dari keluarga," ujar Solihin.

Jika sebuah keluarga sejahterah, lanjut Solihin, diharapkan anak-anak juga ikut sejahtera. "Tetapi saat ini, kesibukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan keluarga sangat luar biasa, sehingga anak terabaikan, dan sekolah seakan jadi tumpuhan harapan pendidikan sekaligus perkembangan jiwanya," tukas Solihin.

Dengan dalih dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga, orang tua kemudian mengabaikan perkembangan anak-anaknya, sehingga kemudian anak-anak lebih sibuk dengan dirinya sendiri. Anak-anak tidak lagi hirau dengan keluarga, dengan orang tua.

Astrid Wiratna psikolog yang juga pemerhati anak, menegaskan bahwa peran keluarga memang sangat besar dan penting bagi pertumbuhan kejiwaan anak. Tetapi anak-anak sering terabaikan karena kesibukan orang tua diluar rumah.

"Kesejahteraan bagi keluarga memang seharusnya juga memberikan kesejahteraan bagi anak-anak didalam keluarga itu sendiri. Tetapi perkembangan saat ini memang mengharuskan keluarga memenuhi kebutuhannya sehingga lalai dengan perkembangan anak," terang Astrid.

Dan dalam rangka Hari Anak Nasional 23 Juli, menurut Astrid keluarga tetap menjadi pemegang peran penting bagi perkembangan dan pertumbuhan jiwa anak, agar di masa depan anak-anak siap menghadapi tantangan hidup.

Sumber : suarasurabaya.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar