Selasa, 23 Juli 2013

Global News : Rabu, 24 Juli 2013


- Selama Puasa, Siswa Non-Muslim Malaysia Terpaksa Makan di Toilet

Kuala Lumpur -  Sejumlah foto yang beredar di Facebook menampilkan sejumlah siswa sekolah Seri Pristina di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia, tengah menyantap makanan mereka.

Namun, tempat mereka menyantap makanan bukanlah di kantin atau ruang makan yang semestinya. Mereka makan di toilet sekolah.

Foto-foto itu diunggah Guneswary Kelly, seorang ibu yang putrinya bersekolah di sekolah milik Pemerintah Malaysia itu.

Mendampingi foto-foto itu, Guneswari mengatakan, sekolah "memaksa" para siswa non-Muslim makan di toilet dengan alasan menghormati mereka yang berpuasa.

Guneswari sangat prihatin dengan kondisi ini, karena bagaimanapun toilet bukanlah tempat yang layak untuk menyantap makan siang.

"Kamar mandi itu penuh bakteri dan baunya sungguh tidak sedap," kata Guneswari.

Dia menambahkan, saat para orangtua murid mengeluhkan kebijakan sekolah ini, anak-anak itu hanya diarahkan ke toilet lain atau gudang.

"Sebagai seorang ibu, saya menangis dan merasa sedih. Seberapa sering mereka harus berlari? Apakah ini terlihat adil, teman-teman warga Malaysia? Apakah Tuhan mengizinkan hal ini?" kata Guneswari lewat akun Facebook-nya.

Foto-foto yang diunggahnya kemudian di-share 1.900 kali dan menerima 160 tanggapan hanya dalam 12 jam.

Di antara pemberi tanggapan terdapat juga warga Muslim yang mengecam kebijakan ini dan mendesak pemerintah menghukum pengelola sekolah itu.

"Saya warga Malaysia, dan saya Muslim. Tapi saya benar-benar tak setuju dengan kebijakan seperti ini," kata seorang pengguna Facebook.

Bahkan seorang pengguna Facebook yang lain, Myth Laddu Tinna Aasai mengklaim, sudah melaporkan hal ini ke kepolisian.

Kegeraman warga lewat jejaring sosial ini membuat Deputi Menteri Pendidikan Malaysia P Kamalanathan mengatakan sudah memerintahkan pengelola sekolah untuk mengubah ruang makan sementara sekolah itu.

Dia menambahkan, pihaknya sudah memerintahkan penyidikan atas kasus ini.

"Jika kantin sedang direnovasi, maka seharusnya sekolah memberikan tempat yang layak, dan tentu saja bukan kamar mandi atau toilet," kata Kamalanathan.

"Ini bukan kebijakan yang benar. Sekolah seharusnya bisa menunjuk pengelola kantin sementara selama Ramadhan," Kamalanathan menegaskan.

-  Foto Bumi dari Saturnus
Amerika - Badan antariksa Amerika Serikat, Nasa, baru saja merilis foto bulan dan Bumi yang diambil dari pesawat luar angkasa yang mengorbit di Saturnus dan berjarak sekitar miliaran kilometer.
Dalam gambar yang diambil oleh pesawat Cassini pada 19 Juli lalu itu, planet Bumi hanya terlihat sebagai titik biru kecil.

Ketika pengambilan gambar itu, orang-orang di Bumi diminta untuk tersenyum dan melambaikan tangan.
Pemimpin tim kamera dari Cassini, Dr Carolyn Porco, menggambarkan peristiwa ini sebagai "sesi foto kosmik antarplanet."

Ini adalah kali pertama orang diberitahu sebelumnya bahwa foto jarak jauh mereka sedang diambil. "Sangat menyenangkan bagi saya bahwa orang dari seluruh dunia mau berhenti dari aktifitas mereka dan pergi ke luar untuk melambaikan tangan," kata Dr Porco dari Institut Sains Luar Angkasa di Colorado. Gambar Bumi dari bagian luar Tata Surya sangat langka karena jarak Bumi masih terhitung sangat dekat dengan Matahari yang terang.

Seperti halnya retina manusia yang bisa rusak bila melihat langsung ke arah matahari, detektor sensitif pada kamera juga bisa rusak karena cahaya yang sangat terang. Karena itulah, gambar ini diambil ketika Matahari berada pada posisi di belakang Saturnus sehingga sebagian besar cahayanya terhalang.

-  Bentrokan di Kairo, Sembilan Meninggal

                                   Sebagian besar korban yang meninggal adalah yang ikut protes duduk.

Kairo - Sembilan orang meninggal dalam bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden Mohammed Morsi, kata para pejabat. Sebagian besar korban tewas dalam protes duduk yang dilakukan oleh demonstran pro-Morsi di dekat Universitas Kairo, Senin malam (22/07).


Ia ditahan di tempat yang tidak disebutkan lokasinya tanpa dakwaan sejak Jendral Abdul Fattah al-Sisi mengumumkan ia digeser tanggal 3 Juli. Kelompok Morsi, Ikhwanul Muslimin, menolak mengakui pemerintahan baru yang didukung militer dan melanjutkan unjuk rasa hampir setiap hari. Para demonstran, sebagian besar anggota Ikhwanul Muslimin, melakukan unjuk rasa di seputar Mesir.

Korban di Lapangan Tahrir

Kerusuhan yang terjadi sejak Morsi digulingkan menyebabkan paling tidak 100 orang tewas.
Para pendukung pro-Morsi mengklaim mereka menjadi sasaran penembak yang ditempatkan di atas gedung selama protes duduk, kata wartawan BBC Quentin Sommerville di Kairo. Mereka mengklaim para penembak mendapatkan perlindungan dari pasukan keamanan, kata Sommerville. Sementara itu, seorang pengunjuk rasa tewas di Lapangan Tahrir, sementara dua lainnya di luar Kairo. Televisi Mesir melaporkan tujuh demonstran pro-Morsi ditahan karena memiliki senjata secara ilegal.

-  Cina Hentikan Pembangunan Gedung Yang Terindikasi Korupsi
Fuyang - Cina menghentikan pembangunan sejumlah gedung pemerintahan selama lima tahun sebagai bagian dari pemberantasan korupsi. Sejumlah gedung mewah yang dihentikan pembangunannya tersebut sebelumnya sempat memancing kemarahan publik menyusul skandal korupsi dalam proses pengerjaannya.

Salah satu bangunan yang mendapat kecaman dalam beberapa tahun terakhir adalah gedung kantor pemerintahan bergaya barat di kota Fuyang di provinsi Anhui, kawasan timur Cina. Pembangunan gedung ini dilaporkan memakan biaya 30 juta yuan atau sekitar Rp50 miliar dan oleh warga sekitar disebut sebagai 'Gedung Putih'. Proyek lain yang mendapat kecaman adalah gedung milik perusahaan obat BUMN yang dalam rangkaian foto menunjukkan gedung ini didekorasi mirip dengan Istana Versailles Prancis, lengkap dengan dinding dan lampu hias berlapis emas.

Sejumlah bangunan mewah lainnya dilaporkan dibangun di kawasan wisata pinggir pantai dimana para pejabat bisa menginap secara gratis atau dengan potongan harga yang sangat besar. Kebijakan kemudian dikeluarkan Presiden Xi Jinping untuk menunjukkan bahwa Partai Komunis (CPC) berkomitmen dalam memberantas korupsi dan penghamburan uang negara.

- Warga Palestina-Israel Bersatu dalam Heavy Metal
Palestina -  Konflik Palestina-Israel memang memicu ketegangan antara warga kedua negara. Di ranah kemasyarakatan, warga kedua negara sering terlibat konflik. Namun ternyata dalam hal bermusik, Palestina dan Israel bisa bersatu.

Contohnya dua band heavy metal ini: Orphaned Land dari Israel dan Khalas dari Palestina. Penampilan mereka kurang lebih sama, gondrong, celana carut-marut dan suka musik bising. Namun yang semakin menyatukan mereka adalah misi koeksistensi, yaitu hidup berdampingan dengan damai.

Inilah yang tema besar yang diangkat kedua band dalam tur enam negara Eropa. Sebanyak 18 panggung akan dibagi oleh kedua band ini. Mereka juga akan berada dalam bus yang sama, mencoba menekankan eratnya "persaudaraan metal", di atas perbedaan agama dan konflik negara.

Pada konser pembuka di Tel Aviv, vokalis Orphaned Land, Kobi Farhi, dan gitaris Khalas, Abed Hathut, menjelaskan misi mereka.

"Kami memang tidak bisa mengubah dunia, tapi kami bisa memberi contoh bahwa koeksistensi itu mungkin terjadi. Kami akan menunjukkan bagaimana dua orang dari latar belakang berbeda di zona konflik dapat tampil bersama," kata Farhi, dilansir The Guardian pekan ini.

"Kita saudara dalam metal di atas segalanya. Tidak ada pesan perdamaian lebih kuat daripada tur ini," Hathut menimpali.

Lagu-lagu mereka bukan tembang cengeng soal jatuh cinta atau patah hati. Orphaned Land mengangkat tema politik dalam lagu-lagunya, sementara Khalas lebih soal pendudukan Israel. "Lagu kami tidak pernah soal mantan-pacar, selalu soal politik," kata Farhi.

Salah satu lirik Orphaned Land yang paling terkenal datang dari lagu Disciples of the Sacred Oath adalah soal penghentian peperangan, "Shall we see the end of war, blood brothers? Or shall we fill another grave, for ourselves we couldn't save". Persatuan melalui musik semacam ini bukan yang pertama kali. Dua dekade yang lalu, konduktor dan pianis Daniel Barenboim dari Israel bekerja sama dengan cendekiawan Palestina Edward Said mendirikan orkestra pemuda Palestina, Israel dan Arab.

Namun, kebanyakan kolaborasi ini diboikot oleh kelompok aktivis Palestina yang mengatakan bahwa hal ini hanya menumbuhsuburkan diskriminasi terhadap etnis Arab di Israel dan pendudukan militer di wilayah Palestina.

"Saya menentang boikot. Tujuan seni ini adalah untuk membawa keharmonisan di wilayah tanpa harmoni, menciptakan harapan," kata Farhi.

Sumber : bbcindonesia.com , kompas.com , dan vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar